iklan layanan masyarakat

Jakarta, koran samudra.com – Dukung F&B Pulih Pasca Pandemi, Marketeers Gandeng APPBI Pada Diskusi ‘Navigating Lifestyle F&B Business Beyond Pandemic’, Lonjakan penjualan sektor F&B pasca pelonggaran PPKM Agustus 2020 lalu mencapai angka 54%. Sayangnya, asumsi peningkatan ini tak berlanjut mengingat pandemi yang tak kunjung reda pada semester I 2021.

Dengan beragam larangan pemerintah terhadap aktivitas sektor F&B, lantas bagaimana para pelaku usaha menanggapi dan menjawab tantangan ini? Menjawab pertanyaan tersebut, Marketeers bersama APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) menyelenggarakan Marketeers Goes to Mall Episode Episode 5, Navigating Lifestyle F&B Business Beyond Pandemic yang diadakan secara virtual melalui zoom dan kanal youtube Marketeers.

Dihadiri lebih dari 240 peserta di seluruh Indonesia, webinar ini dimoderatori oleh Hermawan Kartajaya selaku Founder & Executive Chairman MarkPlus, Inc. Hadir sebagai pembicara, Alphonzus Widjaja selaku Ketua Umum APPBI menegaskan strategi yang ditempuhnya sebagai instrumen keberlanjutan dibukanya pusat perbelanjaan adalah mendorong penerapan wajib vaksinasi.

“Kita ingin tidak terjadi lagi penutupan-penutupan ini, caranya adalah dengan mendorong vaksinasi. Sebelumnya selama pandemi kita hanya bermain di instrumen protokol kesehatan, sekarang ini ada instrumen baru yaitu vaksinasi,”jelasnya.

“Vaksinasi ini yang kita gunakan untuk meminimalkan kemungkinan terjadi lagi penutupan. Oleh karenanya kita dorong program wajib vaksinasi ini.”, ujar Alphonzus sebagai pembuka diskusi Marketeers Goes to Mall yang diadakan secara virtual, Kamis (26/08/2021).

iklan layanan masyarakat

Salah satu wujud dukungan APPBI untuk kembali mendorong roda ekonomi adalah dengan menjadi pilot project protokol wajib vaksinasi yang bekerjasama dengan pemerintah, tak hanya di sektor pusat perbelanjaan, tapi juga di sektor industri.

Sejalan dengan tujuan Alphonzus, Kusnadi Rahardja selaku President Director Boga Group menilai strategi OMNI dianggap esensial, profitable, dan potensial untuk mempertahankan konsumen, “Sampai hari ini di samping online, kami masih memperkuat footprint kami dalam bisnis offline. Kami percaya dining itu tidak hanya untuk mengisi perut, tapi juga untuk experience Kami tahu bahwa pelanggan yang sama yang membeli online untuk lunch, mungkin akan jadi pelanggan yang sama untuk dine in nanti di weekend,”ucapnya.

“Di sinilah tantangan kami untuk membuat satu OMNI Channel, kembali lagi kami menyebutnya Boga at Your Fingertips, jadi satu Apps yang mengerjakan semuanya. Apakah itu loyalty dengan rewards, meng-handle delivery, order ahead, dan segala fungsi ini kami grab untuk menjadi satu di Boga at Your Fingertips. Sampai hari ini kami masih berusaha meningkatkan user experience-nya, bagaimana kita meningkatkan engagement, PR kita
masih banyak.”, tambah Kusnadi.
Menutup diskusi hari ini, David Hilman selaku Chief Operating Officer Agung Sedayu Realestat Indonesia mengulas pentingnya menerapkan diferensiasi dan memahami customer behaviour sebagai strategi bertahan di masa krisis.

“Untuk Mall Ashta ini challenge nya adalah mall kita kecil, dekat sekali dengan walking business yang sudah menjadi icon-icon di Jakarta Selatan, jadi kita harus unique, baru, dan menjadi terobosan. Kita memilih arahnya ke lifestyle yang difokuskan pada what matters ke orang-orang yang tinggal di daerah situ, lebih ke orang-orang yang environmentally responsible.”, tutup David.***amd

iklan layanan masyarakat