Bandung, Koran samudra.com -Empat fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) akan selesai terbangun dan segera beroperasi pada 2021. Proyek itu terdiri dari tiga smelter nikel dan satu smelter timbal. Pada 2021 ditargetkan akan terdapat 23 smelter secara keseluruhan dengan tambahan empat smelter baru. Dari jumlah tersebut, dua proyek telah rampung 100 persen, yakni smelter milik PT Smelter Nikel Indonesia dan smelter Nikel PT Cahaya Modern Metal Industri.

PT Smelter Nikel Indonesia sendiri sudah berhasil melakukan uji coba produksi. Namun, kegiatan ini terhenti sementara karena menunggu tambahan dana untuk operasional. Sementara itu, PT Cahaya Modern Metal Industri di Banten sudah memulai kegiatan produksi. Smelter ini bahkan sudah dikunjungi Komisi VII DPR RI.

PT Cahaya Modern Metal Industri (CMMI) yang telah melaksanakan pembangunan pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di kawasan Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Bahkan Komisi VII menyebut PT CMII bisa menjadi role model untuk perusahaan lainnya, untuk tidak perlu takut dalam mendirikan smelter berikutnya. Kapasitas produksi PT CMMI direncanakan 30.000 ton per tahun. Proyek smelter nikel ini mulai dibangun pada kuartal IV-2018, dengan groundbreaking dilaksanakan pada 11 April 2019.

Smelter milik PT Smelter Nikel Indonesia yang dibangun di Cilegon, Banten, memiliki kapasitas pengolahan sebesar 2,4 juta ton bijih nikel per tahun serta kapasitas yang dihasilkan berupa MHP, nikel sulfat, dan cobalt sulfat sebesar 76.500 ton.

Adapun dua smelter yang masih dalam tahap pengerjaan adalah smelter Feronikel PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara, dan smelter Prima Citra di Kalimantan Tengah. Progres pembangunan smelter milik Antam ini telah mencapai 97,7% karena masih terkendala pasokan listrik sehingga belum bisa beroperasi. Namun demikian pihak Antam sudah melaksanakan lelang pengadaan listrik tersebut. Pemerintah berharap pada Juli 2021, instalasi listrik di smelter tersebut akan terselesaikan.

Antam dalam pengembangan bisnis pemurnian atau smelter nikel di Konawe Utara dan Morowali Utara, Sulawesi Tenggara menggandeng Alchemist Metal Industry Pte, Ltd dan PT Gunbuster Nickel Industry. Alchemist Metal adalah perusahaan yang berbasis di Singapura. Sementara itu, Gunbuster Nickel merupakan perusahaan Tiongkok yang saat ini sudah dalam pengembangan smelter nikel di Morowali Utara dengan total investasi USD2,7 miliar.

Proyek pengembangan dan pengoperasian smelter mereka terdiri dari tiga lines. Masing-masing 45 MVA smelter nikel dan kapasitas pembangkit listrik 135 MW. Dengan ekosistem ini, maka Antam akan masuk pada bisnis baru. Mulai dari pengembangan proyek penambangan bijih nikel, hingga proyek smelter yang menghasilkan feronikel atau nickel pig iron.

Sedangkan smelter Prima Citra di Kalimantan Tengah telah terbangun 99,87%. Tapi saat ini masih menunggu tenaga ahli dari Tiongkok. “Saat ini tunggu tenaga ahli dari Tiongkok untuk memulai proses smelter, akan datang Juni 2021 ini,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin saat RDP antara Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI pada awal Juni 2021.

Sebagai informasi, dari total target 23 smelter yang akan beroperasi, di antaranya ada 16 smelter nikel, dua smelter tembaga, dua smelter bauksit, satu smelter besi, satu smelter mangan, dan satu smelter timbal dan seng. Sampai dengan 2024, pemerintah menargetkan sebanyak 53 smelter beroperasi.

Sementara tu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan, proyek pabrik pemurnian atau smelter tembaga di Papua bisa mulai berjalan per akhir Mei 2021. Bahlil mengatakan, pemerintah telah mendapatkan investor untuk pembangunan smelter Papua tersebut. Dia juga memproyeksikan, pemerintah sudah bisa melakukan langkah-langkah peninjauan lapangan pada Juni 2021.

Kementerian Investasi/BKPM disebutnya tengah erat menjalin komunikasi dengan MIND ID, PT Freeport Indonesia, dan Kementerian ESDM untuk pembangunan smelter baru di Papua. Sebelum bertransformasi menjadi Kementerian Investasi, BKPM pada 12 April 2021 telah menandatangani kerja sama dengan BUMN asal China Engineering Corporation (ENFI) untuk menggarap proyek smelter di Papua.

Proyek smelter tembaga ini rencananya akan dibangun di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, untuk nantinya dimanfaatkan dalam mengolah hasil tambang milik PT Freeport Indonesia di Papua.****Red

Sumber : https://indonesia.go.id