iklan layanan masyarakat

Bandung, koran-samudra.com – Masalah pertumbuhan anak menjadi urusan penting yang perlu diperhatikan oleh seluruh pihak, karena anak merupakan generasi penerus untuk masa yang akan datang.

Stunting menjadi salah satu ancaman bagi anak yang disebabkan oleh masalah kurang gizi kronis karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak di mana tinggi badan anak lebih rendah atau pendek pada standar usianya, Kamis (11/08/2022).

Kegiatan imunisasi saat pandemi sempat tertunda, sehingga menjadi tugas penting bagi pemerintahan Kota Bandung untuk mengoptimalkan memenuhi imunisasi lengkap bagi seluruh anak agar bisa terfasilitasi.

Pasalnya berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Kota Bandung, terdata sebanyak 7.568 balita yang terjangkit stunting di tahun 2021.

Walikota Bandung Yana mengunjungi Posyandu Melati 2 RW 08 Kebongedang Kecamatan Batununggal pada Kamis, 11 Agustus 2022.
Walikota Bandung Yana mengunjungi Posyandu Melati 2 RW 08 Kebongedang Kecamatan Batununggal pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Jumlah tersebut memang lebih sedikit, 1,34 persen, dibanding pada tahun 2020, penyakit gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis itu mengalami peningkatan hingga 2,40 persen dibandingkan tahun 2019, dengan 9.567 kasus.

iklan layanan masyarakat

Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengakui imunisasi anak di Kota Bandung saat pandemi memang terhambat dan tertunda, sehingga pada pelaksanaanya tidak maksimal.

Dalam rangkaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) harus menjadi momen penting di mana Pemerintahan Kota Bandung melakukan evaluasi dan peningkatan pelayanan imunisasi anak.

Salah satu posyandu di Kota Bandung, yaitu Posyandu Melati 2 RW 08 Kebongedang Kecamatan Batununggal menjadi role model karena menjadi posyandu multifungsi yang mendapatkan juara satu dalam penilaian posyandu terbaik se-Kota Bandung pada Juli silam.

Bahkan pada Oktober mendatang Posyandu Melati 2 RW 08 akan mewakili Kota Bandung pada perlombaan tingkat provinsi.

“Dengan sistem posyandu multifungsi, mudah-mudahan bisa terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Bandung. Dengan begitu kita bisa mengurangi resiko penyakit pada anak-anak dan bayi kedepannya,” ujar Yana.

Dalam hal ini Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP.PKK), Yunimar Mulyana mengungkapkan, tingkat presentase imunisasi Kota Bandung menang masih tergolong rendah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, persentase BIAN sampai Rabu, 10 Agustus 2022 telah mencapai 22,12 persen.

“Mohon bisa menyasar ibu-ibu yang mempunyai anak, tapi belum lengkap imunisasinya. Manfaatkan kegiatan BIAN ini dengan optimal agar anak-anak bisa mendapatkan hak kesehatannya,” ujar Yuni.

Rencananya, pada minggu kedua dan ketiga program BIAN akan digenjot lebih intens lagi.

Sementara itu, Lurah Kebongedang, Yusuf Firmansyah mengatakan, untuk bisa mengoptimalkan kinerja posyandu yang multifungsi dan terintegrasi, perlu adanya kolaborasi pentahelix.

“Kolaborasi antara akademisi, perusahaan, pemerintah, media, dan komunitas untuk mewujudkan posyandu juara multifungsi,” kata Yusuf.

Ia memaparkan, posyandu multifungsi merupakan posyandu tribina keluarga, yakni bina balita, remaja, dan lansia. Beberapa kegiatannya antara lain imunisasi lengkap, pola asuh anak remaja (PAAR), senam ibu hamil, serta pengecekan tensi dan gula darah untuk lansia.

“Untuk mewujudkan ini semua, kami bekerja sama dengan Baznas Kota Bandung dan Stikes Dharma Husada sebagai bentuk pengabdian masyarakat dari tridharma perguruan tinggi,” ungkapnya.

Ia menambahkan, program yang sedang difokuskan di posyandu tersebut adalah penurunan angka stunting. Sebab Kelurahan Kebon Gedang termasuk dalam wilayah intervensi penurunan angka stunting di Kota Bandung.

Inovasi dan kolaborasi yang telah pihaknya lakukan, antara lain Gumeulis (gerakan menciptakan lingkungan sehat), Kang Ibing (gerakan berbagi untuk stunting), LA (lembur asih), Jumpalit (jumpa balita), dan Getar (gerakan tanpa rokok).

“Pada 2020 kauss stunting di wilayah kami sebanyak 154 kasus. Berkat kolaborasi, sekarang hanya tersisa belasan. Mudah-mudahan 2023 target saya Kebongedang bisa bebas dari stunting,” imbuhnya.***amd

iklan layanan masyarakat