KORAN SAMUDRA – Bandung

“Kalau mau melakukan sesuatu itu harus berangkat dari niat dan hati dulu dengan rasa sukacita, tapi kalau bikin kegiatan asal gugur kawajiban mah susah, atuh kang” tegas kang Iwa kepada awak media koran samudra pada saat wawancara santai di ruangan kerjanya, gedung Kadin Bandung, Jl Talaga Bodas no.31 Bandung, pada hari Kamis tanggal 5 November 2020.

Menurutnya  dimasa pandemi covid 19 ini, ketika  PEMDA, dinas-dinas pemerintahan daerah mengalami stag tidak ada kegiatan sama sekali, KADIN kota Bandung  justru berusaha menjalankan program GERAKAN EKONOMI BANDUNG BANGKIT (GEBB).

Iwa menjelaskan bahwa saat ini KADIN kota Bandung sedang memfokuskan kegiatan pada UMKM dan dalam menjalankan kegiatannya tanpa sepeserpun bantuan dari dana PEMDA. Selama ini KADIN kota Bandung selalu berkolaburasi dengan asosiasi pengusaha. Ketika KADIN kota Bandung mengadakan acara, hal yang menyangkut teknis selalu ‘rereongan’ (dipikul bersama) dimusyawarahkan dengan asosiasi, misalnya urusan catering, logistik, narsumnya dan lain-lain.  KADIN Bandung selalu mencari narsum yang expert untuk memberikan edukasi kepada para UMKM dan gratis. Itulah yang bedanya KADIN dengan pemerintah menurut kang Iwa. ”Profesor saja kalau diundang oleh KADIN, mereka mau dan gratis lagi, tapi kalau dengan PEMDA tentu harus dibayar. Produk UMK kami banyak, meski pun para pengurus tanpa dibayar (relawan) namun mereka punya keyakinan selama mereka melakukan usaha yang terbaik tentu akan mendapatkan feedback manfaat yang lebih,” kata Iwa.

Setiap hari kamis KADIN kota Bandung rutin melakukan program edukasi untuk para UMKM yaitu “ Kamis Manis Ngobrol Bisnis” yang diadakan di aula gedung Kadin kota Bandung. Para UMKM binaan KADIN kota Bandung, setiap saat mereka bisa konsultasi, dan diberikan pendampingan. “Intinya yang kami lakukan berpijak pada tujuan ibadah, dengan keyakinan, ketika kami bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada mereka yang berkeinginan menjadi wira usaha, Insya Allah usaha kami pun akan makin lancar, tentunya dengan sistem jejaring” ungkap Kang Iwa.

Menurut kang Iwa untuk mengawali menjadi seorang pengusaha dibutuhkan mentor. Profesi pengusaha itu memang enak untuk disebutkan tapi banyak rintangannya dan tidak semudah itu untuk menjalaninya, banyak faktor yang yang harus dibentuk, misalnya mental. Untuk itulah KADIN berperan bagaimana caranya untuk membangun mental para UMKM agar menjadi struggle, tekun dan memiliki keyakinan karena pintu rejeki itu banyak. Kang Iwa selalu menyampaikan kepada para UMKM bahwa punya ilmu apapun ketika ada orang lain yang menanyakan harus  mau berbagi, termasuk motivasi, wawasan dan lain-lain, minimal kita zakat dengan pikiran.  “Dan kalau kalian sudah mendapatkan hasil yang diupayakan tolong zakatkan, kita harus yakin yang namanya usaha mah transaksinya sama Allah. Kalau kita bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, bisnis kita pasti akan ada Yang Ngurus, karena ketika kita mempermudah orang lain, maka urusan kita pun akan dipermudahNya. Harus haqqul yakin, kang, karena dengan keimanan semuanya bisa terjadi !” kata Kang Iwa dengan lugas.

Kang Iwa memiliki visi Kota Bandung harus jadi kota interpreuneur karena kalau jumlah  interpreuneurnya  banyak apalagi rasionya sampai 14%, maka artinya kota Bandung telah mencapai kemakmuran, Bandung maju. Kang Iwa pun menghimbau kepada Kabid ekonomi tiap kecamatan dan kelurahan agar mereka membangun paradigma pemikiran bahwa mereka harus menjadi “Bapak solusi” bagi masyarakatnya.

Pembicaraan pun diakhiri dengan minum kopi bareng awak media samudra.

Oo Hermawan –

Wakil Pemimpin Redaksi Koran Samudra