Bandung, koran-samudra.com – Monumen Perjuangan (MonJu) Rakyat Jawa Barat terletak di Jalan Dipati Ukur No. 48, Kota Bandung. Lokasinya berhadapan dengan Gedung Sate dan di depan Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Kota Bandung. Monumen berdiri di atas tanah seluas ± 72.040 m² dan luas bangunan ± 2.143 m². serta model bangunannya, berbentuk bambu runcing yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern. Monumen diresmikan penggunaanya oleh Gubernur Jawa Barat, R. Nuriana pada tanggal 23 Agustus 1995. Rabu (27/01/21)
Monju memiliki koleksi hanya berupa 7 buah diorama pada ruang pameran tetap, dan tidak sebanding dengan luas ruangan pameran tetap, sehingga banyak area pameran tetap yang masih kosong belum terisi koleksi. Ada pun koleksi diorama pada ruang pameran tetap tersebut adalah:
- Diorama Perjuangan Sultan Agung Tirtayasa Bersama Rakyat Menentang Kolonial Belanda Tahun 1658
- Diorama Partisipasi Rakyat Dalam Pembangunan Jalan di Sumedang
- Diorama Perundingan Linggarjati 1946
- Diorama Bandung Lautan Api 24 Maret 1946
- Diorama Long Mach Siliwangi Januari 1949
- Diorama Konfrensi Asia Afrika di Bandung 1955
- Diorama Operasi Pagar Betis (Operasi Brata Yuda) 1962.
Di samping itu terdapat relief pada bagian dinding depan Monju. Relief ini menceritakan sejarah perjuangan rakyat Jawa Barat mulai dari masa kerajaan, masa pergerakan, masa kemerdekaan, dan masa mempertahankan kemerdekaan dalam melawan penjajahan baik Belanda, Inggris dan Jepang. Selain itu Monju dilengkapi pula oleh ruang audiovisual, dan ruang perpustakaan yang akan digunakan sebagai sarana dalam memberikan informasi sejarah perjuangan rakyat Jawa Barat bagi pengunjung. Akan tetapi untuk bahan informasi melalui audiovisual masih belum memadai. Monju juga mempunyai halaman yang luas, mushola, dan toilet yang nyaman untuk memberikan pelayanan bagi pengunjung.
Pada saat ini jarang ada pengunjung yang datang ke Monju karena kondisi saat ini sedang pandemi, biasanya pada hari sabtu dan minggu kerap kali dijumpai beberapa pengunjung yang sedang berfoto ataupun yang hanya sekedar datang karena rasa penasaran seperti apa monument yang bersejarah tersebut. Hani Rahmiyanti (18) adalah salah satu pengunjung yang datang dan sempat kami wawancarainya tentang pengetahuan seputar Monju.
Perkenalkan saya Hani Rahmiyanti, umur saya 18 tahun, alamat di daerah padasuka, saya sekarang masih kelas 3 smk jurusan gambar bangunan.
“Yang saya ketahui mengenai monju itu monumen perjuangan yang ada di jl. Dipatiukur, arsitekturnya unik yang saya baca itu bentuknya terinspirasi dari bambu runcing. Kalau tidak salah disana juga ada museumnya. Arti monumen perjuangan buat saya itu satu kata ‘Bandung’, karena tiap kali lihat hal ikonik disini pasti maknanya dalem dan banyak sejarah di dalemnya. Saya suka banget sama kota bandung Saya harap perawatan monju lebih diperhatikan agar lebih rapi dan tertata”. Ujarnya.**M.Riza Firdaus