Ada yang aneh di jembatan itu semakin dekat semakin ku amati dalam remang – remang cahaya bulan ku liat sesuatu yang membuatku merinding dan jantungku berdebar kencang, ku melihat banyak tangan yang seolah melambai lambai dari bawah jembatan seolah ingin naik ke atas jembatan, dengan perlahan ku melangkah melewati jembatan itu terlihat sangat jelas tangan tangan berwarna hitam kotor dengan kuku-kuku yang panjang mengerikan, keringat dingin ku rasa terus mengucur, setiap langkah terasa berat aku hanya bisa terus berusaha berjalan sambil berdoa ku tutup mataku karna benar aku tak sanggup melihat kengerian itu, tiba- tiba ada satu tangan yang menyentuh pergelangan kakiku seketika aku berteriak dan lari sekuat tenagaku hingga aku sampai di ujung jembatan, dengan nafas terengah engah aku coba tenangkan diriku, sayup sayup ku mendengar suara ayahku ” Lanjutkan nak, jemput mamahmu ” Entah darimana dan bagaimana seketika aku merasa mempunyai kekuatan extra, tidak jauh di depanku ada gua yang mengeluarkan cahaya dari dalamnya gua itu terlihat indah dengan rangkaian bunga yang bermekaran d sekeliling pintu gua, ku berjalan mendekati gua tersebut ternyata harum sekali di dalam gua itu, ditengah kekagumanku atas keindahan gua itu ada seorang kakek bersorban putih menghampiri dan berkata ” Assalamulaikum cu, mari kakek antar ketujuan mu”  dan aku hanya bisa mengangguk, 

Saat kakek itu menuntun tanganku saat itu seketika pandanganku gelap tidak berapa lama mataku di kagetkan dengan pemandangan yang benar benar bikin jantungku berhenti, aku tiba tiba berada di ujung jurang yang sangat dalam, ada cahaya yang di timbulkan dari api yang menyala nyala dibawah sana ku dengar banyak jeritan jeritan yang menyayat memilukan, kakek itu disampingku dan berkata ” Liat itu ibu mu disebrang sana, pergi jemputlah dia pulang ” Perhatianku teralih ke arah sebrang jurang ya Allah iya itu ibu ku diikat, bajunya kumal, “mamaaahh… ” Teriak ku berlari melewati jembatan yang lumayan panjang, lama lama aku merasa ada yang janggal dipijakan jembatan itu, ternyata jembatan itu terbuat dari deretan manusia mereka masih hidup menggeliat dan mengerang kesakitan, YaAllah apa lagi ini gumamku dalam hati, sudah tak ku perdulikan aku hanya ingin cepat sampai ke tempat mamahku berada. Sampailah aku di depan ibuku ku buka ikatan tubuhnya, ibuku terdiam terpaku, setelahku buka semua ku tarik tangan ibuku ku bawa lari dan pergi dari tempat aneh itu, aku terus berlari dan berlari sudah ku tak fikirkan ke arah mana pokoknya aku lari, hingga tanpa sadar aku berada disebuah jalan besar sangat besar namun sepi lalu aku dan ibuku berjalan menyusuri pinggir jalan itu sambil menanti ada mobil atau angkot yang lewat, ada beberapa mobil yang lewat namun tak ada satupun yang mau berhenti setelah beberapa saat ada yang berhenti ternyata ada penumpang yang turun dan kami naik angkot tersebut, aku perhatikan jalan aku takut jalan ke rumahku terlewat, saat gang rumahku sudah terlihat dekat aku minta pak sopir untuk berhenti tapi aneh pak sopir seperti tidak mendengarku angkot tidak berhenti hingga berkali kali aku minta stop tetap tidak dihiraukan oleh pak supir, hingga ada penumpang lain yang minta berhenti barulah angkot tersebut menepi, lalu aku pun ikut turun yah walaupun sudah agak kejauhan, dan anehnya lagi supir tidak meminta ongkos supir itu langsung pergi begitu saja, pikirku ya sudahlah lelah fisik dan mentalku ini, kemudian jalanlah kami menuju rumah, saat sampai rumah ku ketuk pintu namun papah tak juga membukakan pintu, aku panggil panggil papahku tak kunjung menjawab, aku berinisiatif untuk lewat pintu belakang dan benar pintu belakang tidak ditutup, aku menuntun ibu masuk ke rumah dan menuju kamar , saat ku buka tirai kamar aku kaget dan heran ku lihat diriku sendiri sedang tertidur dipangkuan ayahku yang sedang khusu wirid di depan ibuku yang tergeletak , pikiranku saat itu bingung kacau gak ngerti ” ini ibu itu ibu ini aku itu aku ?? ” Pikiran kacau ku itu buyar saat tiba-tiba tubuhku serasa ditarik oleh sesuatu sangat kencang dan kuat hingga aku terperanjat seketika aku dipeluk ayahku belumpun aku berkata apa-apa ayahku bilang ” Allhamdulilah , tuh lihat mamah udah sadar” Kulihat mamah sudah terduduk , tak kuasa lagi ku tahan air mata ku peluk ibuku ku dengar ayah berkata “nanti kita pulang ke kampung dan kita bereskan semua”….. Bersambung.****(pertiwi-Reporter koran samudra)