iklan layanan masyarakat

Karawang | koran-samudra.com
Giatno selaku Pimpinan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Farmasi Bima Nusantara diduga seolah-olah tertipu oleh sekelompok oknum.Oknum yang bermain tersebut,oknum notaris,pengusaha dan pemodal.Delapan tahun yang lalu,SMK Farmasi tersebut cukup digrandungi oleh orang tua murid untuk menyekolahkan anaknya disana kata Giatno.

Awal 2018,Giatno ingin mengembangkan sekolah pada jurusan wisata dan kuliner.Terbentur dari biaya,Giatno berusaha meminjam uang dari koperasi simpan pinjam sebesar dua milyar.Setahum berjalan,pinjaman tersebut belum bisa dikembalikan.Kebutuhan Giatno sebesar enam milyar.

Dari enam milyar tersebut,seorang pengusaha menawarkan sertifikat sekolah untuk anggunan di Bank.Petaka mulai muncul,entah kerasukan apa dari pengusaha tersebut,bekerja sama dengan notaris.Kongkalingkong terjadi,semua dokumen ada yang direkayasa urai Giatno.

Setelah semua persyaratan kebank terpenuhi,dikantor Bank cairlah kredit kata Giatno.Ternyata pencairan kredit tersebut hanya empat milyar,tapi Giatno tidak memegang uang dari Bank.Berbagai alasan yang dikemukakan oleh pengusaha tersebut dengan dalih Giatno masih tersangkut hutang.Sertipikat melayang,uangpun tidak dapat kata Giatno.Bahkan dokumen tanda hutangpun tidak diberikan pengakuan Giatno.Giatnopun mencoba berkirim surat ke Presiden dan Mabes Polri dengan keluh kesahnya.

Surat yang dikirim ke Mabes Polri sekitar setahun yang lalu(2021) urai Giatno.Pihak Mabes Polri melimpahkan kasus tersebut ke Polda Jabar karena SMK Farmasi terletak di Desa Jomin Barat Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang.Pihak Polda Jabar menyimpulkan kasus tersebut adalah kasus perdata dan Polda mengeluarkan SP 3.Setelah surat SP 3 keluar,pengusahapun memagari lahan sekolah.Anak murid tidak belajar sampai-sampai waktu acara perpisahan sekolah dibulan Juli 2022 diadakan diluar sekolah.

iklan layanan masyarakat

Waktu acara perpisahan,beberapa wartawan hadir untuk meliput,tapi realisasi dari pejabat pemerintah hanya adem ayem saja.Sekarang anak murid 60 orang dan guru dipindahkan belajar di Cilamaya berjarak 30 km dari tempat semula keluh Giatno.Langkah terakhir Giatno sudah menemukan novum baru,menyatakan kasus tersebut banyak hal yang tidak benar dan sudah dilaporkan ke Mabes Polri sebulan yang lalu urai Giatno.***(Fauzi)

iklan layanan masyarakat