Bandung, koran-samudra.com – Di sepanjang jalan Braga kerap kali kita dapat melihat lukisan-lukisan yang terpajang di pinggir jalan, namun mungkin sebagian orang tidak tahu siapa seniman dan apa maksud dari lukisan-lukisan tersebut. Apakah untuk dijual? Atau hanya menjadi sekedar pajangan untuk mempercantik Jalan Braga? Namun siapa sangka ternyata lukisan-lukisan tersebut mempunyai sejarah panjang dan dibuat oleh seniman handal bahkan tokoh-tokoh besar.

Salah satu seniman yang ada disana adalah Jitno Slamet yaitu seorang seniman lukis yang sudah terjun menjadi seorang seniman selama kurang lebih 40 tahun lamanya sampai sekarang masih tetap menggeluti dunia seni lukis. Sudah banyak sekali karya-karya yang beliau hasilkan dan terjual dengan harga yang tidak main-main. Kalimat ‘Hidup dari cat’ barangkali cocok untuk beliau yang sedari dulu terus konsisten menjadi seorang seniman lukis yang terus berinovasi menumbuhkan karya baru, Selasa (26/01/2021).

Jika kita adalah orang yang menekuni dunia seni lukis dan berjalan menyusuri Jalan Braga tentunya banyak sekali hal yang patut untuk dikagumi karena ternyata di sepanjang jalan tersebut kerap kali ada beberapa seniman lukis yang sedang duduk-duduk menikmati secangkir kopi atau jika sedang beruntung kita bisa melihat mereka sedang membuat suatu lukisan secara langsung.

Lukisan-lukisan yang dipajang itu kebanyakan di prioritaskan dijual oleh pedagang, lukisan tersebut ada yang berasal dari Jelekong, ada juga hasil dari seniman lukis di Braga, harga dari lukisan-lukisan itu berkisar mulai dari jutaan sampai belasan juta. Para pedagang biasanya mulai memajangkan lukisannya pada siang hari , selain itu banyak juga pengunjung yang melewati Jalan Braga tertarik dengan lukisan-lukisan tidak sedikit juga ada orang-orang yang ingin memfoto atau selfie dengan lukisan yang ada disana.

Jitno Slamet bersama rekan-rekannya sedang menyiapkan suatu pameran seni lukis khusus untuk Braga, beliau ingin membuat suatu pameran Seni Lukis Murni (FineArt) yang mengambil konsep Braga masa kini. Jadi yang akan menjadi objek dari lukisan-lukisan nya kelak adalah pengunjung atau model yang sedang berada di jalan Braga untuk kemudian beliau buat sketsanya yang akan di proses lebih lanjut menjadi suatu karya seni yang utuh dan memiliki filosofi mendalam. Seperti yang sudah beliau lakukan adalah melukis seorang anak yang sedang mengamen di Jalan Braga , tentunya lukisan tersebut banyak mengandung arti yang tersirat dan membuat siapapun yang melihatnya berpikir berulang kali dan dapat menikmati karya seninya.

“Dunia seni lukis berubah, banyak perubahan dulu kan ada naturalis, ekspresionis, realistis dan sekitar tahun 1990-an sudah terpenggal disebutnya kontemporer saya ingin generasi muda seni rupa Indonesia itu sebetulnya sudah ada nafas-nafas filosofi masing-masing daerah sudah ada. Tapi remaja anak muda sekarang apa iya masih punya perhatian terhadap hal itu? Mestinya Budaya kita yang begitu kaya Jadi  grow up gitu tumbuh, itu sebenarnya yang saya ingin,” Ujarnya.***M.Riza Firdaus