GARUT,koran-samudra.com – Menjelang Bulan Suci Ramadhan, ketersediaan stok bahan pokok penting seperti sembako (sembilan bahan pokok) menjadi perhatian utama. Pasalnya, setiap tahun sering kali terjadi lonjakan harga yang signifikan pada saat akan memasuki Bulan Suci Ramadhan.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kabupaten Garut, Nia Gania Karyana, mengatakan, pihaknya telah melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke beberapa pasar yang ada di Kabupaten Garut. Ditemui bahwa harga cabai yang semula melonjak tinggi kini sudah turun drastis. “Kemarin saya sudah melakukan sidak di empat pasar di Pasar Wanaraja, Kadungora, Limbangan dan Leles, Alhamdulillah bahan pokok penting tersedia. Yang lebih menggembirakan cabe merah yang semula 120 ribu sudah turun ke 80 ribu dan 60 ribu,” kata Gania di Kantor Unit Metrologi Legal, Jalan Terusan Pahlawan, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis (8/4/2021).

Selain itu, Nia menerangka, pihaknya akan menambah jumlah drop LPG 3 Kg agar pada saat Bulan Ramadhan terjadi peningkatan produksi makanan di masyarakat. “Kemudian kami telah menambah jumlah drop LPG 3 Kg mudah-mudahan kita yakini bahwa di ramadhan itu akan terjadi peningkatan proses produksi makanan dan juga LPG akan bertambah dan kita sudah mengajukan tambahan ke Pertamina,” lanjutnya.

Nia mengimbau kepada masyarakat Garut pada saat menjelang ramadhan maupun saat ramadhan tiba agar tidak melakukan _panic buying_, sebab akan membuat persediaan barang di pasar kurang dan harga menjadi naik. “Mudah-mudahan masyarakat tidak melakukan _panic buying_, artinya mereka melakukan pembelian 3 kali lipat dalam jangka waktu yang singkat. Wajar sajalah karena ketersediaan ada. Sebab kalau terjadi seperti itu nanti persediaan barang di pasar menjadi kurang harga akan menjadi naik,” ujarnya.

Senada dengan Kadisperindag Garut, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Garut, Yudi Hernawan, mengungkapkan bahwa kini pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak provinsi untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok strategis, agar tidak terjadi kenaikan harga yang melambung tinggi di lapangan.
“Jadi kesiapan kami menjelang bulan suci ramadhan kami menguatkan koordinasi dengan tingkat Provinsi Jawa Barat dalam hal penguatan ketahanan pangan, kemudian mengendalikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan pokok strategis. Jadi memang kewajiban kami mengambil langkah-langkah antisipatif memastikan ketersediaan stabilitas harga bahan pokok strategis dalam kondisi sekarang masyarakat daya belinya masih belum pulih akibat Covid-19,” ungkap Yudi.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Garut, di mana kondisi perekonomian masyarakat Garut menghendaki angka inflasi 2, 3 atau 4 persen. “Mudah-mudahan itu bisa terus stabil dengan tadi disampaikan diawal bahwa kita sudah memasuki masa pemulihan kondisi ekonomi karena Covid itu tadi diharapkan putaran ekonomi masyarakat Garut jadi bisa lebih baik ke depan sehingga konsumsi pangan bisa lebih baik, kemudian untuk hasil pertanian juga mudah-mudahan bisa lebih ditingkatkan lagi terutama untuk subsector peternakan,” ucapnya.

Sementara, Eti (48) seorang pedagang sayuran di Pasar Mandalagiri mengatakan pada saat ini harga sayuran cenderung standar dan tidak ada kenaikan lagi setelah sebelumnya harga cabai melambung tinggi.
“Sekarang mah standar, ieu malahan (ini malah) mah 50 persen turunnya alhamdulillah, teu aya anu majeng (tidak ada harga yang naik),” kata Eti saat ditemui tim Diskominfo di Pasar Mandalagiri, Kecamatan Garut Kota, Jum’at (9/4/2021).

Eti menyebutkan, ia tidak melakukan persiapan khusus menjelang ramadhan karena stok barang di bandar sayuran tergolong cukup banyak. “Nggak (tidak akan menyetok barang), (harganya) nggak bakalan naik lagi (karena) stoknya di bandarnya banyak sekarang mah. Paling biasa-biasa aja sekarang mah jualannya juga nggak ramai seperti sebelum adanya corona,” lanjutnya.**wahyu