iklan layanan masyarakat

BANDUNG, koransamudr.com – Kegiatan NYARISI “Nyaritakeun Puisi” yang diadakan oleh komunitas Tritangtu, di Hotel Salis bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020. Sekaligus, peluncuran buku ke-3 Opik Geulang yang berjudul “Lukisan Dunia”.
Sosok Opik Geulang adalah inspirasi bagi para penulis dan juga pecinta budaya serta kemanusiaan. Walaupun, menderita Cerebal Palsy sedari lahir, beliau selalu semangat dalam berkarya. Baginya, Keterbatasan bukan berarti dunia itu terbatas. Saat kami hadir di kegiatan tersebut, kami berhasil menemui beliau, dan beliau sangat antusias memaparkan tujuan sampai inspirasi yang bisa dijadikan motivasi bagi masyarakat. “ Inspirasi saya berasal dari banyak hal. Banyak sekali yang menginspirasi saya, dari semua hal.yang pertama teman-teman, yang kedua lingkungan dan keluarga. Namun, lebih banyak dari Alam. Untuk publik agar bisa menghargai karya-karya difabel, banyak difabel yang berkarya lebih daripada saya, hanya saja tidak terlihat,” ungkapnya.
Adapun kegiatan musikalisasi puisi yang diisi oleh Panji Sakti, Babas Sagara, dan Yayan Katho. Kami berhasil berbincang dengan Panji Sakti, seorang musisi khas dengan liriknya yang menyentuh. Beliau menjelaskan bahwa dengan terselenggaranya acara tersebut adalah sebagai bentuk penghormatan pada khasanah bakat bagi mereka yang merasa pada apa yang dimiliki. Iapun menuturkan bahwa adanya edukasi dalam kegiatan ini “Jadi, figure seperti Opik harus lebih sering dibahas dan dipedulikan agar menjadi cerminan bagi mereka yang memiliki kemampuan, waktu dan segala hal yang dimilikinya, karena saya yakin orang-orang Indonesia memiliki bakat serupa bahkan lebih baik. Untuk publik yang tidak tahu, sebaiknya acara ini didukung pemerintah. Karena, hal ini bisa mengangkat segi karya yang tidak hanya dari segi seniman lagi, tapi dari segi pelajar pun bisa mengikuti kegiatan ini, dirasa saying sekali jika hal ini tidak diikuti dan diketahui oleh kalangan akademisi,” Jelasnya.
Selain itu, kamipun bertemu dengan Dado selaku Comica dan juga Maulana dari Teater Lima Wajah, mereka menyampaikan hal-hal serupa pada kegiatan ini. “Saya harap orang-orang tidak melihat mereka yang difabel hanya dengan sebelah mata, karena mereka pun memiliki karya yang luar biasa. Semoga masyrakat mampu menerima kegiatan ini, bagaimanapun tulisan adalah bentuk mengabadikan sejarah” Ujar sosok yang akrab dipanggil Big Dado. “Dari saya sendiri tentu sebagai generasi muda kita harus mampu mengeksplor diri kita sendiri. Kita contoh kang Opik, beliau memiliki energy besar untuk ditularkan kepada generasi muda. Beliau, selain penulis, ia pun mampu melukis, Handycraft dan juga teater. Hal tersebut, menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah menjadi batasan untuk meningkatkan diri kita,” Lanjut Maulana yang menjelaskan perihal kegiatan yang bertepatan dengan Sumpah Pemuda.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah edukasi bagi seluruh masyarakat, khususnya pemuda. “Acara ini diselenggarakan untuk memotivasi masyarakat, baik pemuda, pelajar dan kalangan-kalangan lainnya. Dari segi pendidikan untuk para guru dan murid, kita harus bisa mencoba dalam menulis menggunakan hati serta perasaan. Jangan takut untuk mencoba. Insya Allah kedepannya kita akan menyelenggarakan hal serupa,” keterangan Dodi Eka Pratama selaku Ketua Penyelenggara.
Beliaupun berharap banyak terhadap publik untuk mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan yang serupa, guna meningkatkan dan mengembangkan karya asli anak bangsa. *****(Fariz Achmad Maulana-Reporter Koran samudra)

iklan layanan masyarakat